Gandeng Jajakin, Team KKN PPM UGM Kalkulasi Tapak jejak Karbon Sepanjang Dedikasi di Banggai Kepulauan

Team Kuliah Kerja Riil (KKN) Banggai Kepulauan melangsungkan lagi workshop yang sudah dilakukan dengan online sebagai pembuka aktivitas KKN-PPM Kampus Gadjah Mada (UGM) tahun 2025. Aktivitas yang dilakukan lewat Zoom pada Rabu (18/6) ini adalah hasil kerjasama di antara team KKN Banggai dengan Jajakin, perusahaan rintisan berbasiskan tehnologi lingkungan. Workshop ini direncanakan untuk memberi pengetahuan awalnya ke mahasiswa saat sebelum diturunkan ke lokasi KKN pada 20 Juni kedepan mengenai keutamaan kesadaran pada tapak jejak karbon dalam kegiatan dedikasi. Lewat pendekatan berbasiskan data dan reflektif, aktivitas ini menjadi titik awalnya alih bentuk dedikasi ke arah arah lebih hijau. “Aktivitas ini menjadi riil dari semangat kebersinambungan yang digotong UGM, dengan jadikan dedikasi sebagai ruangan belajar dan melakukan tindakan dengan ekologis,” tutur Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D., sebagai dosen pembina lapangan (DPL).

Dialog dalam workshop ikut menyikapi pertanyaan penting berkaitan emisi dari kegiatan KKN yang sering tidak diakui. Satu diantara pemantik dialog tiba dari Tabah Prakasa, Founder Vontripo, yang menyorot besarnya tapak jejak karbon yang diakibatkan dari pengangkutan beberapa ribu mahasiswa ke beragam daerah. Dia mengutamakan jika transportasi antarpulau, konsumsi logistik berbasiskan paket, dan pemakaian generator set menjadi sumber emisi krusial. Pertanyaan krisis ini buka ruangan refleksi untuk mahasiswa untuk memandang kembali praktek lapangan yang sejauh ini dipandang lumrah. “Kapan KKN UGM bisa menjadi program tanpa emisi?” tanyanya.

Untuk menjawab rintangan itu, team KKN Banggai menggamit Jajakin yang mengenalkan program CarbonIq sebagai alat tolong perhitungan emisi karbon. Program ini memungkinkannya mahasiswa menulis kegiatan harian sepanjang KKN dan ketahui kontributor emisi yang dibuat. Bukan hanya menjadi alat kalkulasi, program ini memberikan referensi cara mitigasi berbasiskan data aktual. Kerjasama ini diharap menggerakkan mahasiswa lebih sadar pada imbas ekologis dari aktivitas mereka. “CarbonIq direncanakan supaya penghitungan emisi tidak repot, tetapi masih tetap tepat, bahkan juga dapat segera diubah ke jumlah pohon yang penting ditanamkan,” jelas Sarah Azzahra perwakilan Jajakin.

Hasil perhitungan selanjutnya jadi dasar proses pengambilan keputusan untuk tindakan riil di atas lapangan. Mahasiswa KKN-PPM Banggai tahun awalnya, Ashim, membagi kisah hidupnya saat lakukan penanaman kaliandra sebagai bentuk ganti rugi karbon. Kaliandra diputuskan karena kekuatannya menyerap karbon secara cepat, dan gampang tumbuh di beberapa keadaan tanah. Penanaman dilaksanakan secara langsung di daerah sekitaran lokasi KKN, dalam jumlah pohon yang disamakan berdasar hasil penghitungan emisi. “Sesudah tahu berapakah besar tapak jejak karbon kami, kami setuju menanam pohon cepat tumbuh untuk menyerapnya,” tutur Ashim.

Tidak seluruhnya daerah mempunyai keadaan yang memungkinkannya untuk penanaman pohon. Oleh karenanya, team KKN mengaplikasikan taktik alternative seperti limitasi pemakaian kendaraan motor dan pemilihan logistik lebih ramah pada lingkungan. Cara ini menuntut kreasi dan kekuatan penyesuaian mahasiswa untuk selalu jalankan program tanpa meremehkan faktor ekologis. Pendekatan seperti ini dipandang lebih fleksibel namun masih tetap berpengaruh dalam periode panjang.

Ide Green Footsteps yang digotong menjadi seperti tutorial kecil tetapi memiliki makna dalam jalankan dedikasi. Bukannya memercayakan interferensi besar, mahasiswa dibawa untuk mengawali dari beberapa langkah kecil yang konsisten dan berkesinambungan. Pendekatan ini memberikan kesadaran jika peralihan tidak selamanya harus fantastis, tetapi dapat diawali dari rutinitas baik yang tetap dijaga. Pengalaman di Banggai ini menunjukkan jika beberapa nilai kebersinambungan dapat digabungkan ke praktek KKN tanpa kurangi akar kerakyatan. “Keinginannya, pendekatan semacam ini tidak stop di Banggai Kepulauan saja, tetapi dapat dipungut oleh semua unit KKN-PPM UGM,” tutur Hendrie, DPL Team KKN Banggai.

Untuk unit KKN yang lain ingin ikuti cara sama, Team KKN Banggai buka ruangan kerjasama lebih luas. Mahasiswa dan dosen pembina bisa merajut komunikasi awalnya untuk pahami tehnis pemakaian program sampai praktek mitigasi emisi di atas lapangan. Semangat ini menjadi sisi dari usaha bersama UGM untuk perkuat kontributor mahasiswa dalam rumor kebersinambungan. Kerjasama antartim KKN diharap meluaskan capaian imbas positif yang sudah dirintis. “Silahkan mengontak saya bila ingin berunding selanjutnya, dapat lewat e-mail,” tutur Angga Alfian Parmadi, Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit) KKN Banggai 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *